Kontribusi Industri Kabel untuk Pembangunan Indonesia
Pembangunan Infrastruktur Nasional
Industri kabel memiliki peranan vital dalam mendukung pembangunan infrastruktur kelistrikan dan telekomunikasi di seluruh Indonesia. Kabel tenaga, kabel kontrol, dan kabel serat optik menjadi tulang punggung yang memastikan tersedianya energi listrik dan konektivitas digital dari Sabang hingga Merauke. Melalui dukungan produk berkualitas tinggi, berbagai proyek strategis nasional dapat berjalan sesuai target.
Kontribusi pada Proyek Energi
Sejumlah proyek pembangkit listrik tenaga surya, panas bumi, dan hidro di berbagai wilayah Indonesia didukung oleh pasokan kabel listrik bertegangan rendah hingga tinggi. Ketersediaan kabel berkualitas memungkinkan jaringan listrik tersalurkan secara aman dan andal, sehingga meningkatkan rasio elektrifikasi di daerah terpencil sekalipun. Peran ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam memperluas akses energi bagi seluruh masyarakat.
Dukungan untuk Sektor Industri
Pertumbuhan sektor industri seperti smelter, pabrik petrokimia, kawasan industri terpadu, hingga data center modern, tidak lepas dari kebutuhan kabel berstandar internasional. Industri kabel dalam negeri berkontribusi menyediakan solusi kabel yang mendukung efisiensi, keamanan, serta keberlanjutan operasional berbagai fasilitas tersebut.
Partisipasi dalam Proyek Transportasi dan Infrastruktur Kota
Proyek transportasi massal, seperti MRT, LRT, dan kereta cepat, juga membutuhkan infrastruktur kabel yang handal untuk sistem kelistrikan, sinyal, serta komunikasi. Begitu pula pembangunan jalan tol, pelabuhan, dan bandara, yang memerlukan instalasi kabel guna menunjang sistem penerangan, kontrol, serta teknologi komunikasi canggih.
Percepatan Transformasi Digital
Selain energi dan industri, industri kabel juga memainkan peran besar dalam pembangunan jaringan telekomunikasi. Proyek pemasangan jaringan serat optik, baik di perkotaan maupun di pelosok, mempercepat proses transformasi digital di Indonesia. Hal ini mendukung target pemerintah dalam pemerataan akses internet berkecepatan tinggi bagi seluruh lapisan masyarakat.
Pembangunan Listrik Nasional
Industri kabel mendukung penuh program pemerintah dalam meningkatkan rasio elektrifikasi. Pasokan kabel tenaga dan distribusi telah digunakan pada berbagai proyek kelistrikan strategis, antara lain:
- PLTU Batang (Jawa Tengah) sebagai salah satu pembangkit listrik terbesar di Asia Tenggara.
- PLTA Asahan (Sumatera Utara) yang memanfaatkan potensi energi air untuk memenuhi kebutuhan listrik kawasan industri.
- PLTP Sarulla (Sumatera Utara) sebagai proyek panas bumi terbesar di dunia.
Infrastruktur Transportasi
Sejumlah proyek transportasi massal nasional tidak lepas dari dukungan kabel untuk sistem kelistrikan, sinyal, dan komunikasi. Beberapa di antaranya:
- MRT Jakarta Fase 1 dan 2
- LRT Jabodebek
- Kereta Cepat Jakarta–Bandung
- Jaringan jalan tol Trans-Jawa dan Trans-Sumatera
- Kabel digunakan untuk sistem penerangan, kontrol, komunikasi, hingga pasokan listrik operasional.
- Pengembangan Kawasan Industri dan Smelter
Pertumbuhan sektor industri turut didukung oleh pemasangan kabel skala besar, terutama pada proyek-proyek strategis seperti:
- Kawasan Industri Morowali (Sulawesi Tengah) untuk industri nikel.
- Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dan Sei Mangkei.
- Pembangunan smelter tembaga di Gresik (Jawa Timur).
Kabel berperan vital dalam menjaga kontinuitas operasi industri yang membutuhkan daya listrik besar.
Pusat Data dan Telekomunikasi
Sejalan dengan transformasi digital, proyek pemasangan jaringan kabel serat optik terus digencarkan:
- Palapa Ring Project yang menghubungkan seluruh wilayah Indonesia dengan jaringan fiber optik nasional.
- Pusat Data Nasional (PDN) di Cikarang dan Batam.
- Proyek kabel bawah laut Indonesia Global Gateway (IGG) yang menghubungkan Indonesia dengan jaringan internasional.
Inisiatif ini mempercepat digitalisasi dan pemerataan akses internet di Indonesia.
- Jaringan Kabel Bawah Laut Jakarta–Batam–Singapura (Batam-Singapura & Jakarta-Batam)
Proyek ini mencakup pemasangan kabel bawah laut dari Jakarta ke Batam, serta menghubungkan Batam ke Singapura. Pengerjaan ditargetkan selesai pada Oktober–November 2025, dengan operasi penuh dijadwalkan mulai Desember 2025 atau awal Januari 2026
- SKKL Rising 8 – Kawasan Jakarta–Batam–Singapura
Jalur kabel laut sepanjang ±1.128,5 km yang menghubungkan Jakarta, Batam, dan Singapura dengan teknologi repeater terbaru. Dirancang mencapai kapasitas hingga 25 Tbps per pasangan fiber, bahkan total potensi mencapai 400 Tbps. Proyek ini tengah menunggu izin pembangunan terakhir dari Kementerian Perhubungan Laut, dengan target rampung Kuartal IV 2025
- Indonesia Cable Express (ICE)
Sistem kabel laut lintas negara dengan nilai investasi besar (USD 600–800 juta). Meskipun detail jadwal tidak disebutkan eksplisit, proyek ini dikonfirmasi Telkom Group sebagai bagian dari perluasan infrastruktur kabel bawah laut yang signifikan
- Cable Landing Station di Batam (Nongsa Digital Park)
Telin bersama mitra telah meresmikan stasiun pendaratan kabel laut (Cable Landing Station) di Batam, bagian dari Indonesia Cable Express (ICE)
- Cable Landing Station di Jakarta untuk Sistem Kabel Bifrost
Telin memulai pembangunan CLS (Cable Landing Station) dekat Pantai Mutiara untuk mendukung Bifrost Cable System yang menghubungkan Indonesia dengan Amerika Utara. Proyek semula dijadwalkan aktif di TW II 2025, namun sempat mengalami penundaan karena cuaca dan izin—sekarang diprediksi selesai awal 2025